Cerita dan Mitos Situ Lengkong Panjalu

Situ Lengkong Panjalu – Situ Lengkong atau sering dikenal Situ Panjalu merupakan salah satu tempat wisata yang terletak di Kabupaten Ciamis. Situ Lengkong Panjalu ini tidak pernah sepi dari wisatawan yang berkunjung baik itu wisatawan dari dalam daerah maupun yang dari luar daerah.

Situ Lengkong Panjalu terkenal karena keindahan alam dan juga danau nya, namun selain itu juga yang menjadi daya tarik tersendiri yaitu banyak para wisatawan yang berkunjung ke Situ Lengkong Panjalu untuk tujuan berziarah.

Cerita dan Mitos Situ Lengkong Panjalu

Cerita dan Mitos Situ Lengkong Panjalu

Namun tahukah kalian, bahwa dibalik keindahan nya terdapat beberapa cerita dan mitos yang berkembang dikalangan masyarakat luas yang diyakini dari dulu sampai sekarang.

Apa saja cerita dan mitos Situ Lengkong ?

1. Situ lengkong sebagai tempat ziarah

Selain sebagai wisata alam, Situ Lengkong juga merupakan wisata ziarah, disana terdapat makam leluhur setempat yang selalu ramai didatangi oleh para peziarah yang berasal dari sekitaran Ciamis bahkan dari luar kota. Biasanya mereka berziarah ke makam kuno Prabu Hariang Kancana putra Sanghyang Borosngora.

2. di Situ Lengkong terdapat sebuah musium

Namanya Musium Bumi Alit, dimana disana tersimpan benda-benda purbakala seperti Menhir, Batu Pengsucian, Batu Penobatan serta naskah-naskah dan pekakas peninggalan milik Raja-raja Panjalu masa lalu, antara lain berupa pedang, cis dan genta (lonceng kecil) peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora.

3. Terdapat sebuah kerajaan

Ditengah Situ Lengkong terdapat sebuah pulau kecil bernama Nusa Gede. Konon, Nusa Gede awalnya adalah pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu, selain juga berfungsi sebagai benteng pertahanan. Di sini juga terdapat makam penyebar agama Islam yang bernama Mbah Panjalu yang sampai sekarang dikeramtkan oleh masyarakat Panjalu.

4. Air danau yang diyakini merupakan percikan Air Zam Zam

Konon, air danau Situ Lengkong tercipta dari tetesan air zam-zam yang dibawa dari tanah suci. Setelah bertahun-tahun belajar agama di tanah Arab, Borosngora, yang kini telah beragama Islam, berniat kembali ke Panjalu. Untuk membuktikan bahwa pengetahuan agamanya telah mumpuni, sang guru mensyaratkan harus membawa air zam-zam ke dalam keranjang yang berlubang-lubang.

Setelah sampai di Panjalu, air zamzam tersebut kemudian ditumpahkan ke lembah bernama Lembah Pasir Jambu. Ajaib, lembah tersebut kemudian bertambah banyak airnya dan terjadilah danau yang kini disebut Situ Lengkong.

5. dihuni Makhluk Gaib sejenis Naga

Menurut mitos yang beredar turun temurun dari mulut kemulut dimasyarakat Panjalu. Situ Lengkong dihuni oleh makhluk gaib berbentuk ular besar dan panjang menyerupai seekor Naga. Makhluk gaib tersebut diyakini masyarakat sebagai sosok penjaga Situ Lengkong.

Keberadaan makhluk tersebut memang diyakini oleh masyarakat sebagai pelindung, jikalau ada manusia yang ingin berniat jahat untuk merusak keasrian Situ Lengkong Panjalu.

6. Melekat kisah Harimau Jadi Jadian

Dalam kisahnya, kedua harimau bernama Bombang Larang yang jantan dan Bombang Kencana yang betina ini sebenarnya adalah manusia dan cucu kembar dari Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran. Si kembar Bombang ini lahir di Panjalu dan saat remaja, mereka berguru kepada orang sakti.

Namun sayang, keduanya melanggar aturan guru mereka dengan mandi di kolam atau mata air yang jernih berisi aneka ikan. Si kembar Bombang ini berubah jadi harimau. Kedua harimau ini lantas diurus oleh Raja Panjalu saat itu dan Maung Panjalu berjanji akan menjaga kelestarian alam serta memangsa mereka yang merusak alam.

Sejak saat itu sampai sekarang, jika warga disekitar Panjalu merasa melihat harimau dihutan, mereka akan beranggappan itu adalah harimau jadi-jadian Bombang Larang dan Bombang Kencana yang sedang berpatroli.

7. Mitos “Orang Sumedang dilarang datang ke Panjalu”

Menurut cerita yang berkembang disana, setiap orang sumedang yang akan menikahi pasangannya orang panjalu, tiba-tiba waktu di perjalanan terjadi hujan deras di sertai angin kencang.

8. Upacara adat “Nyangku”

Untuk menghormati leluhur Panjalu, maka sampai saat ini warga keturunan Panjalu biasa melaksanakan upacara adat yang disebut Nyangku. Acara ini dilaksanakan setiap Bulan Maulud dengan cara membersihkan benda-benda pusaka yang disimpan di Bumi Alit.

Itulah beberapa informasi yang bisa saya bagikan tentang Cerita dan mitos Situ Lengkong Panjalu yang diyakini oleh masyarakat luas.